Tutup Orientasi CPNS, Menteri Karding dan Raffi Ahmad Tekankan Integritas dan Dedikasi

Jakarta, majalahparlemen.com — Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI), Abdul Kadir Karding, secara resmi menutup kegiatan orientasi dan penyerahan Surat Keputusan (SK) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan KemenP2MI, Senin (30/6/2025). Dalam sambutannya, Menteri Karding mengingatkan bahwa aparatur sipil negara (ASN) adalah pelayan rakyat, bukan penguasa baru.

Acara yang berlangsung di Jakarta ini diikuti oleh 310 peserta CPNS yang akan segera mengabdi di berbagai unit kerja KemenP2MI. Hadir pula dalam kegiatan tersebut Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, Raffi Ahmad, Wakil Menteri P2MI Christina Aryani dan Dzulfikar Ahmad Tawalla, serta Staf Khusus KemenP2MI.

Dalam pidatonya, Menteri Karding menegaskan pentingnya pola pikir melayani, bukan dilayani, sebagai fondasi utama pengabdian seorang pegawai negeri. “PNS itu bukan raja kecil, bukan penguasa baru. Kita ini pelayan masyarakat. Kita digaji negara dari keringat rakyat. Maka kesadaran melayani itu harus menjadi napas kita dalam bekerja,” tegasnya di hadapan ratusan CPNS.

Ia juga mengingatkan bahwa ASN harus siap ditugaskan di mana saja, karena tugas pengabdian tidak mengenal batas wilayah. “Kalau negara menugaskan ke Papua, ya siap. Ke NTT, ya siap. Karena dari awal, kita ini pelayan bangsa,” ujarnya.

Sebagai lembaga yang secara langsung bersentuhan dengan para pekerja migran Indonesia, KemenP2MI memiliki mandat mulia. Menteri Karding mengajak para CPNS untuk memahami kedalaman makna pekerjaan mereka.

“Orang yang kita layani ini rela meninggalkan anak dan keluarga demi bertahan hidup. Mereka sedang berjihad untuk keluarga mereka. Maka jika kita tidak bekerja sungguh-sungguh, itu sama saja dengan berbuat zalim kepada mereka,” kata Karding penuh penekanan.

Dalam sesi motivasi, Raffi Ahmad menyampaikan pesan yang menyentuh tentang pentingnya adab, etika, dan integritas dalam kehidupan ASN. Meski bukan berasal dari latar belakang birokrasi, Raffi dipercaya Presiden untuk memberi perspektif baru kepada generasi muda ASN.

“Ilmu pendidikan itu penting, tapi ilmu kehidupan dan adab lebih penting. Tetap hormat kepada orang tua, sopan kepada atasan, dan rendah hati kepada siapa pun,” ungkap Raffi.

Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga nama baik bangsa, terutama di era digital saat ini. “Jangan bikin malu negara, jangan bikin malu keluarga, apalagi diri sendiri. Di dunia digital, apa pun bisa viral. ASN itu wajah negara,” tambahnya.

Raffi menyebut para CPNS sebagai “pahlawan bangsa” yang akan menjadi representasi negara, baik di dalam negeri maupun di luar, terutama dalam konteks pelayanan kepada pekerja migran.

Menutup pesannya, Raffi memberikan nasihat sederhana namun penuh makna, agar para CPNS tidak lupa pada orang tua mereka. “Kalau gaji sudah cair, ingat orang tua. Kasih dulu ke ibu. Itu sumber berkah,” tuturnya yang disambut tepuk tangan peserta.

Kegiatan orientasi ini merupakan tahap awal bagi 310 CPNS sebelum mereka resmi bertugas. Para peserta akan disebar ke berbagai unit kerja di bawah naungan KemenP2MI.

Wakil Menteri P2MI Christina Aryani menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengawal pembentukan karakter ASN muda agar mampu menjadi pelayan publik yang profesional, humanis, dan responsif terhadap kebutuhan pekerja migran.

“Kita ingin membentuk ASN yang bukan hanya kompeten, tapi juga punya empati tinggi kepada para pekerja migran kita yang berjasa besar dalam menyumbang devisa negara,” ujar Christina. *** (raihan/sap)

Author: redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *