Parlemen Iran Setujui Penutupan Selat Hormuz, Respons terhadap Serangan AS

Istanbul, majalahparlemen.com — Parlemen Republik Islam Iran secara resmi menyetujui usulan untuk menutup Selat Hormuz bagi seluruh aktivitas pelayaran internasional, sebagai respons atas serangan militer Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran. Langkah ini dinilai sebagai salah satu keputusan strategis paling signifikan di tengah meningkatnya ketegangan kawasan Teluk.

“Parlemen telah mencapai kesimpulan bahwa Selat Hormuz harus ditutup,” tegas Mayor Jenderal Esmaeil Kowsari, anggota Komisi Keamanan Nasional Parlemen Iran, seperti disiarkan oleh televisi nasional Press TV, Minggu (22/6/2025).

Selat Hormuz merupakan jalur pelayaran yang vital dalam perdagangan minyak global. Sekitar 20 persen pasokan minyak mentah dunia melewati perairan ini setiap harinya. Jika benar-benar ditutup, dampaknya diperkirakan akan mengguncang pasar energi global dan memicu lonjakan harga minyak dunia secara drastis.

Kowsari menambahkan bahwa keputusan final mengenai penutupan selat tersebut masih harus mendapat persetujuan Dewan Keamanan Tertinggi Nasional Iran, yang merupakan otoritas tertinggi dalam pengambilan kebijakan strategis keamanan nasional negara itu.

Keputusan parlemen ini menyusul serangan udara yang dilancarkan oleh militer Amerika Serikat terhadap tiga fasilitas nuklir utama Iran, yaitu di Fordow, Natanz, dan Isfahan. Presiden AS, Donald Trump menyatakan bahwa operasi militer ini bertujuan melemahkan potensi nuklir Iran setelah tuduhan bahwa Teheran tengah mempercepat program senjata nuklirnya.

Serangan tersebut terjadi dalam konteks eskalasi militer yang lebih luas di kawasan Timur Tengah, sejak Israel — dengan dukungan Washington — memulai serangkaian serangan terhadap Iran sejak 13 Juni 2025. Sebagai balasan, Teheran menembakkan rudal ke wilayah Israel, menandai meningkatnya konflik terbuka antara kedua negara.

Menurut data resmi dari Kementerian Kesehatan Iran, sedikitnya 430 warga sipil Iran tewas dan lebih dari 3.500 orang terluka akibat serangan udara Israel. Sementara pihak Israel melaporkan 25 korban tewas dan ratusan lainnya mengalami luka-luka akibat serangan rudal dari Iran.

Langkah penutupan Selat Hormuz oleh Iran bukan hanya menjadi sinyal keras bagi negara-negara Barat, tetapi juga dapat menjadi pemicu potensi konflik militer yang lebih luas di kawasan. Negara-negara Teluk, serta kekuatan besar dunia seperti Rusia dan China, diperkirakan akan turut mencermati dinamika ini dengan seksama karena berhubungan langsung dengan keamanan energi global. *** (irvan/sap)

Author: redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *