Mendes Yandri: Ponpes Benteng Akhirat dan Masa Depan Desa

Serang, majalahparlemen.com — Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT), Yandri Susanto, menegaskan peran strategis pondok pesantren dalam memperkuat karakter generasi muda dan membangun fondasi spiritual desa. Hal ini disampaikan saat menghadiri acara penyambutan santri baru Pondok Pesantren Bai Mahdi Sholeh Ma’mun, di Kabupaten Serang, Sabtu (12/7/2025).

“Pondok pesantren adalah benteng moral masyarakat desa. Ia sudah ada sebelum republik ini berdiri, dan perannya makin vital di tengah modernisasi yang kian menggoda generasi muda,” ujar Yandri dalam sambutannya.

Mendes menyoroti fenomena melemahnya budaya religius di desa-desa, khususnya di luar Pulau Jawa. Menurutnya, banyak masjid yang mulai sepi dan nilai-nilai spiritual tergeser oleh gemerlap duniawi.

“Bukan hanya di kota, kini desa pun tergerus arus sekularisasi. Karena itu, kami telah menandatangani MoU dengan Kementerian Agama untuk memberantas buta huruf Al-Qur’an di seluruh desa di Indonesia, dan pesantren adalah mitra utama kami,” tegas mantan Wakil Ketua MPR RI ini.

Data internal Kemendes PDT menunjukkan bahwa di banyak daerah, termasuk Serang, masih ditemukan anak-anak yang belum mampu membaca Al-Qur’an. Kondisi ini, menurut Yandri, menjadi panggilan tanggung jawab moral dan sosial.

Untuk mendukung gerakan ini, Yandri telah melepas lebih dari 1.000 muallim (pengajar agama) yang akan diterjunkan ke berbagai pelosok desa di Indonesia.

“Kami ingin pendidikan agama tidak lagi terpusat di kota. Kita bangun dari desa, tempat di mana nilai-nilai luhur sebenarnya tumbuh,” katanya.

Ia juga mengajak seluruh orang tua agar tidak ragu menitipkan anak-anak mereka ke pondok pesantren. Menurutnya, selain pendidikan agama, pesantren adalah tempat terbaik untuk menanamkan karakter, kedisiplinan, dan nilai-nilai kehidupan.

Ketua Yayasan Bai Mahdi, Ratu Rachmatuzakiyah, yang juga Bupati Serang, menyambut hangat para santri baru dan wali santri. Ia mengingatkan bahwa tantangan generasi muda di luar pesantren semakin berat.

“Ancaman pergaulan bebas, narkoba, dan degradasi moral nyata adanya. Maka pesantren hadir bukan hanya sebagai tempat belajar Al-Qur’an, tapi juga sebagai benteng pendidikan karakter,” kata Ratu Zakiyah.

Ia berpesan agar orang tua terus mendukung proses pendidikan anak, karena pesantren bukan hanya soal hafalan kitab, tapi pembentukan jati diri anak di tengah gempuran krisis nilai zaman.

Acara tersebut turut dihadiri Staf Khusus Mendes PDT Fahad Attamimi, Komandan Grup I Kopassus Serang Kolonel (Inf) Amril Khairuman, unsur Forkopimda Serang, serta para tokoh agama dan pengasuh Ponpes Bai Mahdi Sholeh Ma’mun.

Dukungan lintas sektor ini, menurut Yandri, merupakan sinyal positif bahwa kebangkitan pendidikan Islam berbasis desa menjadi gerakan bersama.

“Insya Allah, dari desa akan lahir pemimpin-pemimpin masa depan yang beriman, cerdas, dan berkarakter,” pungkasnya. *** (raihan/sap)

Author: redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *