
Jakarta, majalahparlemen.com — Presiden RI, Prabowo Subianto menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 hari pertama di Museum Seni Modern (MAM), Aterro do Flamengo, Rio De Janeiro, Brasil, Minggu (6/7/2025), dengan agenda utama membahas perdamaian global, reformasi tata kelola internasional, dan isu kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).
Kehadiran Presiden Prabowo menandai partisipasi perdana Indonesia sebagai anggota penuh BRICS, setelah resmi bergabung pada awal tahun ini. Keterlibatan ini sekaligus memperkuat posisi Indonesia di panggung global sebagai jembatan dialog strategis di tengah ketegangan geopolitik dunia yang semakin kompleks.
Rangkaian acara dimulai pukul 09.30 waktu setempat dengan upacara penyambutan resmi para kepala negara anggota BRICS, disusul sesi foto bersama satu jam kemudian.
Pleno pertama bertajuk “Perdamaian dan Keamanan serta Reformasi Tata Kelola Global” menjadi panggung awal diskusi strategis antar pemimpin negara. Setelah itu, pertemuan dilanjutkan dengan makan siang dan rapat kerja tertutup yang memperdalam pembahasan isu keamanan dan reformasi global.
Sesi kedua pada sore harinya berfokus pada “Penguatan Multilateralisme, Urusan Ekonomi-Keuangan, dan Kecerdasan Buatan”, menyoroti tantangan dan peluang dari kemajuan teknologi seperti AI, yang kian menjadi sorotan dalam relasi internasional, khususnya dalam konteks keadilan dan etika penggunaan.
Pertemuan hari pertama ditutup dengan resepsi resmi yang diselenggarakan oleh Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva bersama Ibu Negara Janja Lula da Silva.
Agenda KTT berlanjut ke hari kedua, Senin (7/7/2025), dengan sesi pleno yang mengangkat isu “Lingkungan Hidup, COP30, dan Kesehatan Global”. Seluruh rangkaian kegiatan, kecuali pertemuan tertutup dan jamuan makan, disiarkan langsung ke Media Center serta kanal BRICS TV.
Delegasi Indonesia dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo dan turut didampingi Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Wamenkeu Thomas Djiwandono, serta Wamenlu Arrmanatha Nasir.
Kementerian Luar Negeri RI menyatakan bahwa Indonesia melihat BRICS sebagai forum strategis untuk mendorong sistem multilateral yang lebih inklusif dan berkeadilan. Forum ini juga dinilai relevan untuk memperkuat kerja sama di bidang ekonomi, keuangan, pendidikan, serta penguasaan teknologi digital yang menjadi pilar kemajuan masa depan.
Dengan mengusung tema “Strengthening Global South Cooperation to a More Inclusive and Sustainable Governance”, KTT BRICS 2025 menjadi momentum penting untuk memperkuat solidaritas negara-negara berkembang dan memperjuangkan tatanan dunia yang lebih seimbang dan berkelanjutan. *** (raihan/sap)