
Tangerang, majalahparlemen.com — Kunjungan Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, ke studio baru Berita Satu TV (BTV) di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, Tangerang, Banten, Senin (16/6/2025), berlangsung tak biasa. Di luar protokoler resmi, sang menteri justru tampil sebagai pembawa berita dadakan, menyuarakan kisah inspiratif seorang mantan pekerja migran Indonesia.
Karding, yang baru pertama kali menjajal peran sebagai news anchor, tampil membawakan segmen berita dalam program Berita Satu Siang Spesial. Di hadapan kamera, ia menyampaikan kisah Suparno, mantan pekerja migran asal Blitar, Jawa Timur, yang sukses menjadi petani melon usai pulang dari Korea Selatan.
“Seorang purna pekerja migran Indonesia yang sebelumnya bekerja di Korea Selatan kini sukses menjadi petani melon. Di Blitar, Jawa Timur, Suparno mengelola lima green house dan memproduksi melon berkualitas tinggi. Saksikan kisah selengkapnya dalam laporan berikut ini,” ucap Menteri Karding dengan gaya penyiar profesional.
Tak sekadar hiburan, pengalaman ini sekaligus memperkuat komitmen KemenP2MI dalam menjalin kolaborasi strategis dengan media massa. Karding menyampaikan bahwa peran media sangat penting dalam membentuk narasi positif seputar pekerja migran Indonesia, termasuk mereka yang telah kembali dan membangun kehidupan baru yang produktif.
“Kisah seperti Suparno membuktikan bahwa menjadi pekerja migran bukan akhir, tapi bisa jadi awal dari kesuksesan. Penting bagi media untuk membantu menyebarluaskan kisah-kisah seperti ini agar menjadi inspirasi,” kata Karding.
Ia menekankan, keberhasilan purna pekerja migran tidak lepas dari dukungan kebijakan, akses pelatihan, dan kemampuan mengelola hasil jerih payah di luar negeri. “Media adalah mitra strategis kami dalam menyampaikan pesan-pesan ini ke publik,” tambahnya.
Setelah merampungkan sesi anchoring, Karding mengungkapkan rasa kagumnya terhadap kerja profesional tim BTV. Ia bahkan berseloroh ingin rutin tampil di layar kaca.
“Saya kira saya bisa ambil peran news anchor Anda. Seru juga! Mungkin saya akan minta satu slot program setiap Sabtu dan Minggu,” ucapnya sambil tertawa.
Namun, di balik canda itu, Menteri Karding menyampaikan penghargaan tinggi terhadap kompleksitas dan profesionalisme dunia penyiaran. Ia mengaku kegiatan ini membuka matanya terhadap peran vital media dalam proses edukasi publik dan advokasi kebijakan.
Kisah Suparno, yang dibacakan langsung oleh sang menteri, bukan sekadar konten motivasi. Itu adalah wujud nyata dampak positif dari program pelindungan pekerja migran yang berbasis pada keberdayaan.
Suparno, yang sebelumnya bekerja di sektor pertanian di Korea Selatan, memanfaatkan pengalaman dan tabungannya untuk membangun lima rumah kaca di desanya. Ia kini menjadi penyuplai melon premium untuk pasar lokal dan regional. Cerita ini diangkat oleh KemenP2MI sebagai bagian dari kampanye “Pekerja Migran Berdaya, Bangun Desa”.
Dengan pendekatan komunikasi yang segar dan kolaboratif, KemenP2MI menegaskan bahwa media bukan hanya saluran informasi, tetapi mitra dalam perubahan sosial. Pesan-pesan perlindungan, pemberdayaan, hingga kisah sukses, jika disampaikan dengan tepat, dapat mendorong perubahan persepsi masyarakat terhadap pekerja migran.
“Kami ingin pekerja migran tidak hanya dipandang sebagai buruh luar negeri, tapi sebagai agen pembangunan ketika mereka kembali. Di situlah pentingnya narasi positif,” kata Karding.
Kunjungan ke studio BTV ditutup dengan obrolan santai bersama redaksi dan kru. Meskipun mengenakan batik berwarna coklat, Karding sejenak melepas formalitas dan larut dalam suasana hangat newsroom yang dinamis.
“Kisah seperti Suparno ini harus kita buat viral. Jangan yang viral itu hanya soal sensasi. Ini kisah nyata, inspiratif, dan bisa membangun harapan banyak orang,” tutupnya. *** (raihan/sap)