
Jakarta, majalahparlemen.com — Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dijadwalkan mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, di St. Petersburg pada Kamis (19/6/2025) dalam rangka mempererat kemitraan strategis yang terus berkembang antara kedua negara. Pertemuan ini menjadi momen penting dalam memperkuat posisi Indonesia di panggung global, sekaligus menegaskan arah kebijakan luar negeri yang bebas aktif dan berimbang.
Pertemuan kenegaraan ini berlangsung di sela-sela St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025, forum ekonomi bergengsi yang setiap tahun menjadi ajang diplomasi strategis dan ekonomi bagi para pemimpin dunia. Presiden Putin secara tradisional menyampaikan pidato utama dalam forum ini, dan tahun ini Indonesia menjadi tamu kehormatan.
Dalam pertemuan pendahuluan antara Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, dan Menlu Indonesia, Sugiono, pada Selasa (17/6/2025) di Moskow, kedua pihak menyepakati perlunya penguatan kerja sama di sektor-sektor kunci, seperti pertahanan, keamanan maritim, energi, dan perdagangan. Lavrov menekankan bahwa hubungan Rusia–Indonesia kini berada pada titik krusial untuk tumbuh menjadi aliansi strategis sejati.
“Rusia siap mendukung Indonesia, termasuk dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir melalui perusahaan Rosatom, serta membuka peluang pelaksanaan latihan militer bersama,” ujar Lavrov dalam konferensi pers bersama.
Sementara itu, Menlu Sugiono menegaskan bahwa Presiden Prabowo dan Presiden Putin memiliki chemistry dan saling memahami prioritas masing-masing negara. “Ini bukan sekadar hubungan diplomatik biasa. Ini adalah langkah konkret untuk membentuk kemitraan yang saling menguntungkan dan berorientasi jangka panjang,” ujar Sugiono.
Nilai perdagangan bilateral antara Indonesia dan Rusia saat ini telah mencapai hampir 4,5 miliar dolar AS per tahun, namun kedua negara sepakat bahwa potensi yang ada jauh lebih besar. Selain sektor energi dan militer, peluang kerja sama juga terbuka lebar di bidang pendidikan, teknologi, hingga pertanian.
Kunjungan ini juga menjadi simbol kuat dari peran aktif Indonesia dalam forum global, menyusul diterimanya Indonesia sebagai anggota penuh BRICS pada awal tahun. Dalam konteks geopolitik yang terus berubah, langkah Indonesia mendekat ke Rusia diharapkan memperkuat daya tawar Indonesia secara global, tanpa harus berpihak pada satu blok kekuatan manapun.
Pertemuan Prabowo dan Putin diprediksi akan menjadi sorotan internasional, tidak hanya karena dinamika kawasan Asia-Pasifik dan Eropa Timur yang memanas, tetapi juga karena posisi strategis Indonesia sebagai jembatan antara kekuatan besar dunia di era multipolar saat ini. *** Sumber : Reuters (irvan/sap)